Tujuan dari materi yang di sampaikan adalah untuk menjelaskan perbedaan mendasar antara nilai analog dan digital. Selain itu, topik ini juga bertujuan untuk menunjukkan bagaimana tingkat tegangan digunakan untuk mewakili nilai digital, serta untuk memberikan penjelasan tentang operasi logika dasar seperti NOT, AND, dan OR.
Istilah "digital" berasal dari cara komputer melakukan perhitungan, yaitu dengan menghitung digit bilangan. Contoh aplikasi teknologi digital meliputi televisi, sistem komunikasi, radar, navigasi dan sistem pemanduan, sistem militer, instrumen kedokteran, dan pengaturan proses industri.
Sementara itu, kuantitas analog memiliki nilai yang kontinu, sementara kuantitas digital memiliki nilai-nilai diskrit. Kuantitas analog dapat diwakili oleh tegangan, arus, atau pergerakan meter yang sebanding dengan nilai kuantitas. Sedangkan kuantitas digital diwakili oleh simbol-simbol yang disebut digit, yang tidak selalu sebanding dengan nilai kuantitas.
Contoh grafik kuantitas analog adalah grafik suhu vs waktu. Sementara itu, nilai sampling melambangkan (kuantisasi) dari kuantitas analog. Setiap nilai diwakili oleh sebuah titik yang dapat diubah menjadi kode digital yang terdiri dari urutan 1 dan 0.
Ada beberapa keuntungan yang dimiliki oleh sistem digital dibandingkan dengan sistem analog. Pertama, sistem digital lebih handal karena lebih kebal terhadap noise dan lebih akurat. Kedua, sistem digital mudah dalam perancangan dan tidak membutuhkan keahlian matematika khusus. Ketiga, sistem digital dapat diprogram ke dalam komponen, dan keempat, sistem digital lebih cepat dan lebih ekonomis karena dapat digabungkan dalam satu chip. Sebagai perbandingan, sistem elektronika analog, seperti amplifier suara, memerlukan perawatan dan penyetelan secara teratur agar tetap berfungsi dengan baik.
Konsep-Konsep Digital.. Diakses pada Maret 15, 2023 dari materi ilmiah:
https://onlinelearning.uhamka.ac.id
Back link : Online Learning UHAMKA
.png)
.png)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar